Selasa, 17 April 2018

Artikel Islami MATRIKS "Pandangan Islam Mengenai Globalisasi"


Assalamualaikum WR.WB...

Globalisasi adalah sebuah proses untuk menjadikan penduduk dunia dalam satu sistem budaya dan adat istiadat, baik dalam sistem politik, ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, gaya hidup dsb. Dan itu didukung oleh media massa, khususnya elektronik, baik internet, telivisi, telepon maupun lainnya. Globalisasi dapat dikatakan baik atau buruk tergantung pada siapa yang memimpin.
Islam adalah agama global dan universal. Tujuannya adalah menghadirkan risalah  peradaban islam yang sempurna dan menyeluruh, baik secara spirit, akhlak maupun materi. Di dalamnya, ada aspek duniawi dan ukhrowi yang saling melengkapi. Semenjak abad VII H., nabi Muhamad SAW. sudah menerapkan konsep globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya ketika beliau mengirim utusannya membawa surat-surat beliau kepada para raja dan para pemimpin di  berbagai negara tetangga.
Globalisasi islam adalah proses mengglobalkan nilai-nilai universalitas, seperti toleransi, kebersamaan, keadilan, kesatuan, musyawarah dan lain-lain.
Apabila kita mengkaji secara mendalam tentang globalisasi, akan ditemui beberapa fakta  penting, yaitu :
1.    Globalisasi hanya baru dari sudut istilah, tidak dari sudut maksudnya. Ini kerana pertukaran, pemindahan dan perkongsian dalam berbagai tempat sudah berlaku di antara manusia. Bahkan antara tujuan Allah SWT menciptakan manusia adalah untuk mereka saling “berglobalisasi” seperti firman-Nya:
                             

Artinya: Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan  perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam  PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu).
2.    Globalisasi tidak seluruhnya membawa manfaat dan tidak seluruhnya membawa mudarat. Ia bercampur aduk antara manfaat dan mudarat, antara positif dan negatif. Globalisasi  pasar-pasar yang besar misalnya, membawa manfaat peluang pekerjaan, peningkatan ekonomi negara dan kemudahan kepada pelanggan. Akan tetapi ia juga membawa mudarat seperti  penindasan kepada pedagang kecil yang kecil dan pmbuangan uang bagi pelanggan yang tidak  berhemat dalam membeli barang.
3.    Sekali pun globalisasi pada mulanya bermaksud pertukaran, pemindahan dan kerjasama antara negara, kenyataannya menunjukkan bahwa ia tidak berwujud dalam bentuk dua hal yang adil. Sebaliknya, ada negara yang bersifat “mengglobalisasi” dan ada negara yang  bersifat “diglobalisasi”. Maksud dari “mengglobalisasi” adalah negara yang menyebarkan ilmu,  pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama mereka kepada negara lain. dan “diglobalisasi”, adalah negara yang bersifat hanya menerima ilmu, pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama dari negara yang “mengglobalisasi” tanpa menilai sama membawa manfaat atau mudarat.

     Jadi kita sebagai umat Islam harus membangun ukhuwah Islamiyah dan lebih mengedepankannya daripada ukhuwah atas dasar basyariyah, wathaniyah dan lainnya. Karena itulah  persaudaraan yang sesungguhnya. Innamal mukminun ikhwah, dan harus memperkuat jalinan ikatan dan networking ekonomi, politik,  pendidikan dsb untuk membangun kekuatan global umat Islam. Sehingga kelak bisa memimpin globalisasi.

0 komentar:

Posting Komentar