Seminar PKM

7 november 2015 di Aula BAU pukul 07.00-selesai

Struktur HMJ MATRIKS 15/16

Klik untuk View All

Ujian Tengah Semester

Good Luck. Semangat :)

KAJUR CUP 2015

Find Your Talent with Mathematics

Minggu, 12 November 2017

Kegiatan Tes Tasbaq MATRIKS 2107
























Assalamualaikum wr.wb

Kami dari HMJ MATRIKS akan memberikan sedikit artikel nih...

Hari ini kami akan membahas tentang Tasbaq. Tasbaq itu sendiri merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh HMJ MATRIKS demi melihat kemampuan mahasiwa baru dalam membaca dan menulis Al-quran, kegiatan ini langsung di pandu oleh Department Keagamaan. Tes Tasbaq di lakukan pada tanggal 20 Oktober dan diikuti oleh kurang lebihnya 145 mahasiwa baru. Tasbaq yang terdiri dari membaca al quran dengan mengetes termasuk tajwid apa dan panjangnya berapa ketukan, setelah itu di lanjut dengan tes tulis. Tes tulis sendiri yaitu menyambung huruf hijaiyah dengan memberikan soal yang telah disediakan.

Tasbaq untuk melihat hasil sesuai dengan kemampuan maka nanti Department keagamaan HMJ MATRIKS memberikan kelas sesuai dengan hasil tes.
Pengumuman akan diumumkan pada saat penilaian sudah selesai. Kelas tasbaq terdiri dari kelas A, B, dan C. Kelas A di khusukan oleh kelas yg sudah lancar, B cukup baik, dan kelas C dikhususkan untuk kelas kurang pengetahuannya. Di pembagian kelas tersebut nanti kita di ajarin lagi sampai kita bisa memahami tajwid dan menulis sambung menyambung huruf hijaiyah.
Sekian tentang tasbaq kali ini, buat adik mahasiswa baru jangan putus asa dalam latihan membaca alquran yang benar terutama dalam tajwidnya :-D Teruslah berusaha, karena Al-quran pedoman hidup kita !


Wassalamualaikum wr wb

Kamis, 09 November 2017

ARTIKEL ISLAMI "Gunakan Masa Mudamu dengan Melakukan Hal yang Positif"


Ada hadits yang berbunyi bahwa, “salah satu golongan yang diberi naungan oleh Allah pada hari kiamat yaitu seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Rabbnya. Pemuda yang tidak silau oleh gemerlapnya dunia. Pemuda yang memiliki cita-cita setinggi bintang di langit dan berjuang keras menggapai surga”. Namun, realita tidak seindah yang dikira. Banyak pemuda seperti kita yang justru hanyut dalam arus kerusakan dan penyimpangan. Bukan hanya masalah narkotika, tawuran, atau pergaulan bebas. Lebih daripada itu, kerusakan yang menimpa para pemuda juga telah menyerang aspek-aspek fundamental dalam agama.  Oleh sebab itu, perlu kesadaran dari semua pihak untuk ikut menjaga tunas-tunas bangsa agar tumbuh di atas jalan yang lurus, jalan yang diridhai Allah Ta’ala.
Dunia mahasiswa tidak sama dengan dunia SMA. Kebebasan dalam masa mahasiswa seperti kita lebih besar dan lebih kuat daripada kebebasan di masa SMA. Bebas bukan saja dalam hal seragam, tetapi lebih daripada itu bebas menentukan prioritas dan jadwal kegiatan sehari-hari untuk diri kita sendiri. Salah satu tanda bahwa kita mulai menapaki jalan hidupnya yang baru “mahasisw” adalah ketika kita memilih dengan siapa kita berteman dan mengambil nasihat dan arahan. Bisa jadi kita  di kala SMA rajin ikut kegiatan rohis kemudian berubah drastis setelah mencium aroma kebebasan yang ada di masa perkuliahan. Shalat berjamaah di masjid pun mulai di tinggalkan. Menghadiri pengajian pun seolah menjadi beban dan momok dalam aktifitas keseharian. Al-Qur’an pun ditinggalkan, tidak dibaca atau direnungkan. Di sisi lain, ada juga anak-anak muda seperti kita yang kembali menemukan taman-taman surga di majelis ilmu agama. Mereka menjumpai nasihat-nasihat indah dan peringatan untuk jiwanya agar tidak terlena oleh gemerlapnya dunia. Di situlah, kita harus mencari jalan untuk menghimpun bekal menuju surga.  Allah berfirman (yang artinya) di surat Al-’Ashr: 1-3,

Yang artinya   “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.”
Sehingga sangat penting untuk mengetahui ilmu agama agar dapat menjadi perisai jiwa kita. Mahasiswa yang baik bukan hanya yang peduli dengan indeks prestasi dan nilai kuliahnya. Lebih daripada itu, mahasiswa yang baik adalah yang senantiasa menimba ilmu agama. Ilmu Al-Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Oleh sebab itu besar sekali kebutuhan kita terhadap ilmu. Karena ilmu akan menyirami hati kita, meneranginya dengan kebenaran, memuliakannya dengan keimanan, dan tetap beribada kepada Allah. Allah berfirman di surat Adz-Dzariyat: 56 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
(yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jindan manusia melainkan supaya beribadah kepada-Ku”.
Jangan mengira bahwa ibadah terbatas pada sholat dan puasa, atau berzakat dan naik haji. Ibadah itu luas, mencakup segala ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Segala ucapan dan perbuatan serta keyakinan yang dicintai dan diridhai Allah, maka itu adalah ibadah. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan yang paling rendah -dari cabang iman- itu adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa ibadah kepada Allah bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya di masjid, di pesantren, di bulan Ramadhan, atau di tanah suci. Bahkan, ibadah bisa dilakukan di rumah dengan mengerjakan shalat sunnah, dengan berbakti kepada orang tua, dengan mendengarkan lantunan murottal Al-Qur’an, berdzikir, dan lain sebagainya. Ibadah juga bisa kita lakukan ketika berada di kampus, dengan menghormati orang-orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menebarkan salam, menundukkan pandangan dari lawan jenis, tidak berdua-duaan dengan wanita bukan mahram, dsb. Dengan demikian, kita sebagai mahasiswa muslim akan mengarungi lautan ibadah dalam hidup, dari satu ketaatan menuju ketaatan yang lain, dari satu amalan menuju amalan yang lain. Sepanjang hayat dikandung badan maka selama itu pula kita tunduk kepada Ar-Rahman.


Sumber : Ari Wahyudi, Ssi. 27 June 2015