Selasa, 05 November 2013

Buletin Islami HMJ Matriks


Edisi 2, 30 Dzulhijjah 1434 H/4 November 2013
 
 

BULAN MUHARRAM PENUH BERKAH

Assalamu’alaikum Wr. Wb..
       Alhamdulillah, Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada kita untuk beranjak dan melangkah menuju  bulan baru dan tahun baru, yakni 1 Muharram 1435 H yang jatuh pada hari Selasa, 5 November 2013. Perlu diketahui bahwa, bulan Muharram merupakan bulan dimana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriyah berdasarkan peredaran bulan. Pergantian tahun ini, hendaknya tidak hanya diperingati oleh seluruh umat islam, tapi dijadikan sebagai cerminan diri atas apa yang telah kita lakukan selama satu tahun terakhir. Kita harus senantiasa menyadari bahwa waktu akan terus berjalan, dan hidup kita akan sia-sia jika dilalui dengan hanya mengejar kesenangan, kenikmatan dunia semata tanpa memikirkan bekal di akhirat kelak. Saudara-saudaraku, perlu diketahui bahwa dalam bulan Muharram terdapat beberapa keistimewaan dan amalan-amalan yang disunnahkan di dalamnya.  Adapun beberapa keistimewaan dan amalan yang disunnahkan pada bulan Muharram adalah sebagai berikut:

a.    Bulan Muharram Merupakan Salah Satu Diantara Bulan-Bulan ‘Haram’

 Dalam sebuah hadits dikatakan:   Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
   Pada hadist ini menerangkan bahwa setelah penciptaan langit dan bumi Allah SWT menciptakan bulan yang berjumlah 12 bulan yang mana terdapat 4 bulan paling istimewa dan salah satunya adalah bulan Muharram. Disebut sebagai bulan haram karena pada bulan-bulan istimewa tersebut diharamkan umat-Nya berperang atau membunuh. Sehingga apabila melanggarnya, maka dosanya akan dilipat gandakan dari bulan-bulan yang lain. Dalam sebuah hadits juga yang diriwayatkan oleh Imam Hasan Al Bashri ; “Sesungguhnya Allah telah memulai  waktu yang setahun dengan bulan haram (Muharram) lalu menutupnya juga dengan bulan haram (Dzulhijjah) dan tidak ada bulan dalam setahun setelah bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah melebihi bulan Muharram”.
Subhanallah . . .

b.    Bulan Muharram Disifatkan sebagai Bulan Allah

Terdapat dua belas bulan yang diciptakan Allah, akan tetapi bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai “Syahrullah” (Bulan Allah). 
Mengapa dinamakan bulan syahrullah ? Dilihat dari namanya yakni “Al-Muharram” yang merupakan nama islami. Berbeda dengan penamaan bulan-bulan lainnya yang sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Bulan Muharram juga sering dinamakan Syahrullah Al Asham  (Bulan Allah yang Sunyi).

     Bulan Muharram juga disebut sebagai lafzhul Jalalah (lafazh Allah) karena tidak ada bulan lain yang oleh Nabi Muhammad SAW sandarkan kepadanya lafzhul Jalalah melainkan bulan Muharram. 
 
Dinamakan demikian, karena  begitu terhormatnya bulan ini. Oleh karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak dan konflik terjadi di bulan ini.

c.   Puasa ‘Asyuro

Amalan berikutnya yang disunnahkan dalam bulan Muharram adalah puasa. Nabi Muhammad SAW bersabda;
"Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadhan adalah berpuasa di bulan Muharram."
 
Meskipun puasa di bulan Muharram bukan termasuk puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT, khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari    ‘Asyura’.  Kata ‘asyuro berasal dari kata ‘asyarah yang berarti sepuluh.
    Pada hari ‘asyuro ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan suatu bentuk ibadah dan bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa.  Rasulullah SAW. menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya yakni (tanggal 9 dan 10 Muharram atau pada tanggal 10 dan 11 Muharram) untuk membedakan puasa umat islam dengan puasa orang Yahudi.
 
Menurut Imam Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad, ada tiga tingkatan berpuasa ‘Asyuro:
Urutan pertama, dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11). Urutan kedua, puasa tanggal 9 dan 10. Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja. Oleh sebagian ulama, berpuasa pada tanggal 10 saja, maka hukumnya makruh. Tapi, sebagian lain membolehkannya. Wallohu ‘alam.. 
       Namun, melihat perbedaan ini maka tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini adalah senantiasa mencari kebenarannya dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Semuanya kembali pada niat kita saat berpuasa. Jika kita benar-benar meniatkan karena Allah Ta’ala, insya Allah akan dapat berkahnya.
 
  Puasa ‘Asyuro adalah puasa yang memang tidak wajib hukumnya, akan tetapi tergolong sunnah mua’akkad (sangat dianjurkan), dan sudah sepatutnya kita berusaha untuk menghidupkan sunnah-sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin saat ini.

d.        Bulan Pengampunan Dosa

    Selain terdapat amalan-amalan sunnah, pada bulan Muharram juga memiliki keistimewaan lain yakni sebagai bulan pengampunan dosa. Dengan meningkatkan amalan kebaikan kita di bulan ini, maka insya Allah dosa-dosa kita akan diampuni. Dan jika dilakukan dengan taubatan nasuha, maka Allah SWT akan membuka pintu ma’af bagi mereka yang benar-benar ingin kembali ke jalan yang benar. 

Salah satu waktu yang dianggap paling mulia pada bulan Muharram adalah tanggal 10 Muharram. Seperti yang diriwayatkan ; “Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan.” (HR. Tarmizi).
         Subhanallah,, semoga kita termasuk diantara orang-orang yang mendapat ampunan dan rahmat dari-Nya. Amiin.. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menyambut tahun baru kita, tahun baru Islam dengan senantiasa memperbanyak amalan kebaikan, khususnya pada bulan Muharram. Tetaplah semangat memperjuangkan nilai-nilai dalam agama islam. Berbeda pendapat boleh boleh saja. Namun, tetap jadikanlah perbedaan antara kita sebagai suatu hal yang akan membuat kita mengerti, dan menghargai satu sama lainnya.
 
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb..



Pimpinan Redaksi:
Ratna Anggita Sari
Sekretaris:
Eka Indriani
Bendahara:
Fadlila Nurmalika
Layouter:
Dwi Kusuma W
Editor:
Ahmad Taufik , Hananatur Rasyidah, St. Rahmania, M. Fitriadi
Sekretariat : HMJ Matriks  Gedung  Student Center Lt. 4
 

0 komentar:

Posting Komentar