Assalamualaikum WR.WB...
Globalisasi
adalah sebuah proses untuk menjadikan penduduk dunia dalam satu sistem budaya
dan adat istiadat, baik dalam sistem politik, ekonomi, sosial, pendidikan,
budaya, gaya hidup dsb. Dan itu didukung oleh media massa, khususnya
elektronik, baik internet, telivisi, telepon maupun lainnya. Globalisasi dapat
dikatakan baik atau buruk tergantung pada siapa yang memimpin.
Islam
adalah agama global dan universal. Tujuannya adalah menghadirkan risalah peradaban islam yang sempurna dan menyeluruh,
baik secara spirit, akhlak maupun materi. Di dalamnya, ada aspek duniawi dan
ukhrowi yang saling melengkapi. Semenjak abad VII H., nabi Muhamad SAW. sudah
menerapkan konsep globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya ketika
beliau mengirim utusannya membawa surat-surat beliau kepada para raja dan para
pemimpin di berbagai negara tetangga.
Globalisasi
islam adalah proses mengglobalkan nilai-nilai universalitas, seperti toleransi,
kebersamaan, keadilan, kesatuan, musyawarah dan lain-lain.
Apabila kita
mengkaji secara mendalam tentang globalisasi, akan ditemui beberapa fakta penting, yaitu :
1.
Globalisasi
hanya baru dari sudut istilah, tidak dari sudut maksudnya. Ini kerana
pertukaran, pemindahan dan perkongsian dalam berbagai tempat sudah berlaku di
antara manusia. Bahkan antara tujuan Allah SWT menciptakan manusia adalah untuk
mereka saling “berglobalisasi” seperti firman-Nya:
Artinya: Wahai
umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu
berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah
mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi
Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih
keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha
Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan
dan amalan kamu).
2.
Globalisasi
tidak seluruhnya membawa manfaat dan tidak seluruhnya membawa mudarat. Ia
bercampur aduk antara manfaat dan mudarat, antara positif dan negatif.
Globalisasi pasar-pasar yang besar
misalnya, membawa manfaat peluang pekerjaan, peningkatan ekonomi negara dan
kemudahan kepada pelanggan. Akan tetapi ia juga membawa mudarat seperti penindasan kepada pedagang kecil yang kecil
dan pmbuangan uang bagi pelanggan yang tidak
berhemat dalam membeli barang.
3.
Sekali
pun globalisasi pada mulanya bermaksud pertukaran, pemindahan dan kerjasama
antara negara, kenyataannya menunjukkan bahwa ia tidak berwujud dalam bentuk
dua hal yang adil. Sebaliknya, ada negara yang bersifat “mengglobalisasi” dan
ada negara yang bersifat
“diglobalisasi”. Maksud dari “mengglobalisasi” adalah negara yang menyebarkan
ilmu, pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan
agama mereka kepada negara lain. dan “diglobalisasi”, adalah negara yang
bersifat hanya menerima ilmu, pemikiran, ekonomi, kebudayaan dan agama dari
negara yang “mengglobalisasi” tanpa menilai sama membawa manfaat atau mudarat.
Jadi kita
sebagai umat Islam harus membangun ukhuwah Islamiyah dan lebih mengedepankannya
daripada ukhuwah atas dasar basyariyah, wathaniyah dan lainnya. Karena
itulah persaudaraan yang sesungguhnya.
Innamal mukminun ikhwah, dan harus memperkuat jalinan ikatan dan networking
ekonomi, politik, pendidikan dsb untuk
membangun kekuatan global umat Islam. Sehingga kelak bisa memimpin globalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar