Akhlak merupakan manifestasi iman, Islam
dan Ikhsan sebagai refleksi sifat dan jiwa yang secara spontan dan terpola pada
diri seseorang sehingga melahirkan perilaku yang konsisten dan tidak tergantung
pada pertimbangan berdasarkan keinginan tertentu. Semakin kuat keimanan
seseorang, semakin taat beribadah maka akan semakin baik pula akhlaknya.
Oleh karena itu muslim yang baik akan
menjaga segala yang memiliki akidah yang benar, ia akan mampu
mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk akhlak yang mulia (akhlakul
karimah). Allah berfirman dalam surat Al-An’am (06) : 82 :
Artinya : Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah
yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Dalam Islam, akhlak
menjadi salah satu inti ajaran. Fenomena ini telah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat al–Qalam (4) :
Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Dalam Al Qur’an dan hadis banyak
dijelaskan bagaimana perilaku (akhlak) yang sesuai dengan aturan Islam. Seperti
misalnya di dalam Al Qur’an surat Asy-Syams (91) : 7-10 yang berbunyi :
Artinya : “Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa barang
siapa ingin mencapai kebahagiaan hidup, hendaknya dia mensucikan jiwanya dari
sifat sifat tercela dan berusaha memiliki ketakwaan yang tinggi. Artinya, dia
harus selalu berusaha meningkatkan ketakwaan dengan cara yang benar.
Al Qur’an surat at-Taubah (09) : 119
mengajarkan kepada manusia untuk bertakwa dan jujur dalam setiap perbuatan.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
Jujur hendaknya tidak hanya kepada orang
lain, tetapi juga terhadap diri sendiri. Salah satu perilaku jujur misalnya
saat menjalani ujian semester. Sebagai seorang muslim, hendaklah mahasiswa
tidak tergoda untuk berlaku curang dengan cara menyontek atau menekan dosen
yang mengajar untuk memberi nilai yang diinginkannya, padahal tidak sesuai
dengan kemampuan dirinya.
Ayat lain di dalam Al Qur’an mengajarkan
kepada manusia untuk menahan hawa nafsunya, sebagaimana terdapat dalam surat
an-Naazi’at (79) : 40-41 yang berbunyi :
Artinya : “Dan adapun orang-orang yang
takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).”
Dalam Al Qur’an surat Ali Imron (3) :
200, Allah swt berfirman
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di
perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
Dari Ayat di atas mengajarkan kepada manusia untuk tetap tabah dan sabar dalam
menghadapi berbagai ujian dan cobaan yang menimpa dirinya dalam kehidupannya.
So, mulailah dari sekarang untuk
berperilaku yang baik
untuk orang lain maupun untuk dirimu sendiri. Ayo kita wujudkan
generasi muda yang berakhlak
baik.
0 komentar:
Posting Komentar