AGENT OF CHANGE
RINDA AZIZAH A.P
PEND. MATEMATIKA
1C
Seperti yang kita lihat sekarang remaja
saat ini bisa di katakan generasi X, yaitu generasi milenial. Generasi milenial
berkisar dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000. Ya generasi mineal harus memiliki
sikap kreatif, inovatif, dan aktif. Kenapa harus seperti itu? Ya karena telah terbukti
dalam penelitian generasi milenial ini berbeda dengan generasi yang lainnya. Generasi
milenial dikatakan lebih mendekat dengan teknologi. Seperti yang kita lihat
anak zaman now yang tingkahnya bermacam ragam . Kehidupan generasi milenial ini
seharusnya lebih indah dan menyenangkan,karena teknologi yang sudah canggih dan
akses untuk apapun mudah. Seharusnya kita tak boleh kalah dengan generasi
Negara tetangga karena generasi milenial ini sangat berwawasan tinggi dan intelek.
Generasi ini adalah generasi perubah peradaban dunia yang berwawasan luas dan berpendidikan
tinggi. Dalam generasi sekarang ini canggihnya teknologi bukan untuk membuat kita
malas, bukan untuk membuat kita bergantung selalu padat teknologi. Ya kita boleh
memanfaatkan teknologi tapi ingat ada hal yang harus dieksekusi
Berbicara tentang dunia informasi
dan telekomunikasi yang canggih telah membawa perubahan yang sangat drastis
kepada generasi muda kita. Perubahan ini mulai kita rasakan dari cara
berkomunikasi, berbagai kemudahan akses terhadap informasi sampai cara kita
berpikir dan respons kita terhadap permasalahan yang ada. Selama perubahan ini
menguntungkan kita, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, justru perubahan
ini terkadang membawa kita menjadi makhluk yang bodoh dan cenderung pemalas.
Kita terlalu asyik menikmati semua hasil penemuan generasi sebelumnya, sehingga
merasa cukup dan terbiasa. Di sinilah tantangan kita untuk bangkit dari lembah
kehancuran ini.’Selanjutnya, ini menjadi hal yang sangat penting dan menarik
untuk dibahas. Mulai dari mengapa hal ini dapat terjadi, bagaimana kondisi umat
pada zaman keemasan Islam sedang berlangsung dan bagaimana nikmatnya hidup pada
zaman sains dan teknologi Islam sedang berkembang dengan pesat sampai bagaimana
kondisi umat di tengah zaman yang rentan ini.
Hilangnya konsep pemahaman nilai Islam
menjadi salah satu inti permasalahan yang lambat laun akan membawa Islam ke
gerbang kehancuran. Kelemahan pemahaman ini antara lain berkenaan dengan
nas-nas ajaran Islam, Bahasa Arab dan ketidaksuaian praktik ajaran Islam dalam
realitas kehidupan. Bentuk pelemahan ini juga diperparah dengan intensifnya
serangan-serangan budaya dan peradaban barat yang bertentangan dengan budaya
dan ajaran Islam, di tengah melemahnya budaya dan peradaban Islam itu sendiri.
Cara barat meyakinkan umat Islam
dengan ideologi yang mereka bawa juga terkesan unik. Mereka menyampaikan bahwa
peradaban dan budaya barat tidak bertentangan dengan budaya dan peradaban Islam
itu sendiri. Mereka meyakinkan bahwa peradaban barat akan menyempurnakan
peradaban Islam dan tidak akan menghapuskannya dari keberadaan masyarakat,
hingga akhirnya pemahaman umat terhadap Islam makin melemah. Buktinya adalah
umat mulai melegalkan hukum barat di negaranya, menakwilkan riba dan membuka
bank-bank.
Adapun kelemahan dalam penerapan
Islam, salahnya penerapan konsep keislaman pada aspek kehidupan. Diantaranya
ialah, maraknya partai-partai politik yang menggunakan kekuatan militer sebagai
basis kekuatan partai dan menjaga kekuasaan, bukan berorientasi pada dukungan
umat..
Dua inti permasalahan inilah yang mengantarkan
Islam pada gerbang kehancuran. Dimulai dari kurangnya pemahaman konsep
keislaman pada umat, terlebih pada kaum pemudanya. Sekarang adalah zaman dimana
tantangan umat Islam tehadap gempuran informasi dari Barat dan mudahnya bagi
Barat menyusupkan ideologi-ideologi mereka yang bertentangan dengan Syariat
Islam
Generasi milenial muslim ini harus
menghadapi kenyataan bahwasanya budaya dan peradaban Barat tidak dapat
dibendung lagi. Mereka harus memiliki benteng pertahanan yang lebih kuat
ketimbang generasi pendahulu mereka. Mereka harus memutar otak mencari cara
bertahan di tengah arus modernitas ini, bukan hanya mempertahankan nilai
pemahaman dan konsep penerapan hukum Islam, namun mereka harus menyampaikannya
dengan cara yang dapat diterima masyarakat modern, tidak melalui kekerasan dan
menunjukkan kasih sayang Islam ke seluruh umat manusia.
Faktanya, masih banyak umat Muslim
yang memiliki pengetahuan sangat lemah, bahkan kebanyakan dari mereka tidak
tahu identitas agama mereka sendiri. Terkadang mereka malu untuk menunjukkan
bahwa "AKULAH ISLAM". Mereka terlalu bangga untuk menggunakan
identitas Barat yang modern.
Di sisi lain, kondisi generasi
muslim muda di Indonesia jauh dari kata baik. Pasalnya, mereka terlalu banyak
mengadopsi budaya dari luar. Mereka hanyut dalam arus globalisasi dan lupa dari
mana mereka berasal. Mulai dari cara berpakaian, tingkah laku, sopan santun
seakan hilang bertahap dari jiwa muda muslim di Indonesia. Perlahan mereka
meninggalkan budaya berpakaian Islam yang sopan dan lebih senang menggunakan
budaya berpakaian dari Barat yang terkesan terbuka. Mereka beranggapan bahwa
berpakaian Islam itu ketinggalan zaman dan berpakaian mengadopsi Barat
menunjukkan modernitas.
Generasi Millennial ini cenderung
terlalu sering menatap gadget mereka. Keadaan ini di sebabkan karena mereka
tidak mau ketinggalan dengan informasi yang ada di gadget mereka. Hal ini
sebenarnya wajar, karena generasi ini hidup di lingkungan yang beda dari
sebelumnya. Tetapi, hal ini tidak wajar jika sampai mempengaruhi kualitas Iman
dari seorang Muslim.
Di dunia nyata, mestinya generasi
ini tetap melakukan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar mereka.
Tidak boleh gadget membuat muslim yang berkualitas menjadi anti-sosial,
tidak memedulikan keadaan lingkungan sekitar mereka.
Dan, tugas seorang muslim di dunia
digital adalah berdakwah. Ini lah pemanfaatan yang luar biasa dari teknologi
dan ini membantu Islam secara umum. Pada dasarnya, sosial media sangat menarik
bagi generasi muda ini dan menjadi wadah yang sangat bagus untuk menyebarkan
informasi secara cepat ke siapa pun dan dimana pun.
Terkadang, memanfaatkan teknologi
tidak hanya dibutuhkan penggunaan yang bijak, tetapi kita harus menjadi muslim
yang cerdas dalam mengakses informasi yang luas di internet. Ini dikaitkan
dengan kondisi Indonesia belakangan marak munculnya situs palsu atau sumber
yang tidak dapat dipercaya sebagai sumber Ilmu Islam.
0 komentar:
Posting Komentar