Pergaulan bebas adalah sebuah perilaku pertemanan yang tidak
terikat oleh aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat. Dalam
hal ini,
adalah adat ketimuran yang menjunjung tinggi norma kesusilaan. Jika dilihat dari
segi agama, pergaulan bebas berarti suatu bentuk pergaulan yang tidak
menjadikan ajaran agama sebagai dasar, atau dengan kata lain tidak sesuai
dengan ajaran agama. Pada era
tahun 60-an,
globalisasi menjadikan budaya barat bisa dengan mudah masuk ke Indonesia.
Terutama informasi dari dunia hiburan, seperti film dan musik, yang disebarkan
melalui media cetak dan elektronik. Salah satu dampak negatif pergaulan bebas
yang utama adalah karena seks bebas dapat memberikan risiko lebih besar
terkena penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, yang sampai saat ini
belum ditemukan penawarnya. Sementara itu, kecanduan narkoba akan menimbulkan
menurunnya kualitas seseorang. Tanpa keterampilan, orang tidak akan bisa
bekerja. Dengan begitu, dia akan menghalalkan segala cara untuk mencari nafkah.
Meskipun harus mencuri, merampok, bahkan membunuh.
Pergaulan bebas selalu identik dengan perilaku negatif yang
dilakukan oleh remaja. Para ahli berpendapat bahwa, seseorang bisa disebut
remaja jika berusia antara 16 sampai 24 tahun. Di mana pada usia tersebut,
seseorang masih menjalani proses pencarian jati diri dan pola hidup yang paling
sesuai untuk dirinya, karena belum memiliki kematangan emosi dan pikiran.
Pergaulan bebas disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi keluarga,
karena pergaulan bebas paling sering berawal dari kekecewaan seorang
remaja pada kondisi keluarganya. Misalnya, karena orang tua terlalu sibuk atau
akibat rumah tangga yang retak. Orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk
keluarganya akan membuat buah hati mereka merasa kurang kasih sayang dan
perhatian. Tidak hanya kondisi keluarga saja yang menjadi faktor
penyebab pergaulan bebas, kondisi lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi
karena Jika lingkungan tempat tinggal kurang kondusif, seperti pemukiman kumuh
atau daerah rawan konflik, hal ini akan membuat suasana tidak nyaman. Sehingga membuat anak lebih sering
menghabiskan waktunya di luar dan bebas tanpa pengawasan. Kondisi
pergaulan dan teman juga menjadi faktor penyebab pergaulan bebas karena Teman dapat mendorong para remaja
untuk mencapai kesuksesan atau menarik para remaja ke dalam lembah dosa. Ketika
lingkaran pergaulan berisi remaja-remaja yang senang berhura-hura, pastinya
para remaja akan terpengaruh untuk ikut berhura-hura karena berpikir bahwa hal
tersebut adalah hal yang lumrah. Tidak hanya itu, banjir informasi
juga menjadi salah satu faktornya sebab Akses internet yang luas pada saat ini membuat informasi
dapat dengan mudah diperoleh. Namun, banjir informasi jika tidak diimbangi
dengan pengetahuan dan wawasan budi pekerti, akan berakibat buruk. Apalagi jika
tidak ada kontrol yang baik terhadap informasi yang sesuai bagi remaja. Dan yang
terakhir adalah kurangnya kesadaran. Umumnya remaja masih bersifat labil dan
belum memiliki pendirian tetap. Pengaruh negatif dari teman, televisi, internet, dan
sebagainya, akan semakin mudah menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan bebas.
Dengan berbagai bahaya pergaulan bebas, ada baiknya
jika masalah tersebut segera ditanggulangi agar remaja dan pelajar bisa
terhindar dari pergaulan bebas dengan cara meningkatkan iman dan takwa, dengan
mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, memperluas wawasan dan ilmu, serta
pengetahuan tentang budi pekerti, dan lebih selektif dalam memilih
teman dan pergaulan.